Setetes airmata jatuh bagaikan embun..
kelelahan hati yang kurasa semakin mengiris..
merasa sendiri di sudut ruang gelap
mencoba menapak agar tak menginjak batu tajam...
beralaskan hati yang penuh lumpur hina
mengukir pahit asa di sebuah kehidupan yang fana
berusaha senyum dan berdiri setegar karang..
tapi dibalik itu semua..
cuma seperti sepihan debu yang bila ditiup berhamburan..
lemah...sangat lemah..
diri lemah ini...tak sanggup menahan derai tangis..
diri ini...kalut..
butuh semangat untuk menapak kehidupan yang akan datang...
Ya Robb...
Sungguh...hamba memohon pada-Mu
Bersihkanlah hati hamba dari segala kekalutan..
Berikan hamba kesempatan agar hamba selalu dekat dengan-Mu.
berikan hamba Segenggam harapan untuk menjaga cinta ini..
agar tak kunjung padam
Ya Robb..Tuhan semesta alam
Kuatkanlah ikatan hati kami..
sungguh tiada apa-apa dibandingkan dengan kekuatan Cinta dan Ridho dari-Mu
berkahilah mahligai kami dengan Ma'rifahmu..
Ya Robb..
aku mencintainya karena-Mu
aku Mengharap Ridhomu dengan menjadi bagian sholihah untuknya
kumohon bantu aku untuk lebih bersabar...
sungguh...ku tak bisa mendustai hati suci ini...
bagaimanapun caranya...
aku ingin ke surga bersamanya...
Rabu, 24 Maret 2010
Diri ini
Diposting oleh dEvi di 19.31 0 komentar
Memaksimalkan Public Speaking :
ü Pelajari materi yang ingin dibicarakan
ü Perhatikan audience
ü Cari informasi tentang hal-hal yang diinginkan calon audience
ü Jangan berbicara bertele-tele agar seluruh materi dapat disampaikan sesuai waktu yang tersedia
ü Pandai membaca reaksi pendengar, agar tidak membosankan dan bias menghidupkan suasana
SumbEr : majaLah Femina
Diposting oleh dEvi di 19.10 0 komentar
Cara Membangun Kepercayaan diri
1. Ucapkan hal-hal Ucapkan hal-hal baik pada diri sendiri.
Kamu bisa ubah suara batinmu yang negatif menjadi positif dengan bilang penegasan-penegasan seperti Aku orang yang ok. Aku tetap baik-baik saja, walaupun pernah berbuat salah. Setiap manusia pasti pernah punya salah kan?
2. Gambarkan apa yang kamu inginkan di pikiranmu.
Kamu bisa mengubah gambaran negatif tentang diri kamu menjado positif. Contohnya bayangkan kamu sedang berdiri tegapnya, dirimu menjulang tinggi diatas masalahmu yang tampak sangat mungil. Ambil nafas dalam-dalam, sambil kamu tampilkan dalam benakmu suatu cara yang positif untuk mengatasi masalahmu itu. Yakinkan dirimu bahwa kamu punya potensi yang sangat besar untuk mengatasi situasi sulit yang harus kamu hadapi.
3. Jadikan 8 kunci kepercayaan diri sebagai panduanmu.
Kalau kamu percaya bahwa kamu perlu mendapatkan cinta dan perasaan tentang betapa berharganya kamu dari luar dirimu, kamu harus mengubah kepercaanmu yang palsu itu menjadi aku berharga karena aku ada.
4. Kembangkan dan bagilah bakatmu dengan orang lain.
· Berbaur dan bantulah orang lain : Ikut terlibatlah dengan berbagai aktivitas yang ada dimasyarakat atau di sekolah. Dengan begitu kamu bias lebih mengenali, bahkan mengembangkan potensi dirimu.
· Sebarkan apa yang sudah kamu pelajari.
5. Ciptakan sistem yang mendukung.
Mintalah dukungan dari ornag-orang terdekatmu (keluarga, sobat, dan lain-lain) dengan memberi tahu kepada mereka tentang niat membangun kepercayaan dirimu itu.
6. Tulis diary.
Tuliskan pikiranmu, perasaanmu, dan reaksimu tentang orang-orang atau kejadian.
7. Baca juga buku-buku panduan lain.
Baca buku tentang pengembangan diri, cari ke toko buku atau perpusatakaan.
Sumber : Buku I’m the star & Jurus tampil PD
Penerbit : Kaifa (for teens)
Pengarang : Suzanne E.Harril,M.Ed.
Diposting oleh dEvi di 19.06 0 komentar
Pelepasan Jiwa
senja ini kubuai puspa kamboja lewat semilir angin memboyong harummnya
Dan menuntunnya menuju dinding-dinding penciumanku
Aku terhanyak hingga bangunkan mimpi dari angan yang lama tertidur
Tersingkap mataku dan bergegas menuju lamunan yang penuh dengan air mata
Sebuah pelepasan jiwa melalui dupa-dupa yang dibakar dari tungku api
Pergi menuju alam yang dibangun dari perjalanan hidup sang jiwa selama ini
Dan mungkin akan berada disebuah tanam yang penuh bunga atau kicauan burung
Atau mungkin hidup diantara tumpukan tulang-tulang rapuh yang tersusun rapi
Aku yang tertegun haru atau aku merasa acuh serta tak mau ambil peduli
Pasti, suatu saat akan merelakan jiwaku untuk sekali saja menjadi bagian darinya
Aku akan ada disana, diam dan tak mampu berbuat dan berkata apa-apa
Mungkin hanya kerelaan dan ucapann selamat tinggal yang pantas kupasrahkan padanya
Sementara nisan menjadi symbol dari pelepasan jiwa
Diamku dalam terik matahari dan aku hanya mampu terdiam
Embun mengendap bak ikut meneteskan air mata dari perawan malam yang kesepian
Nisan itu masih basah oleh sisa embun dari kabut antarkan jiw jauh keistana sang khalik
Kumenatap apa yang ada di balik baju gemerlap yang kukenakan ini
Apakah mungkin di sana kutemukan sesosok putih jiwa yang mengisi raga ini
Ataukah mungkin hanya kegelapann dan remang-remang yang tampak diantaramya
Kupersiapkan jiwa ini lepas secara meriah penuh canda, tawa bahagia bukan isak tangis
Akan aku bawa jiwa ini menuju singgasana yang benar-benar mulia
Serta di saksikan alam yang luas penuh dengan kehidupan
Setiap detik dan nafas yang terbuang kubenahi jiwa ini
Untuk mempersiapkan diri dalam melepas jiwa nanti di kemudian hari
Diposting oleh dEvi di 18.43 0 komentar
Indahnya Bohongnya Ibu
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru, dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan.
Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, sering kali kekurangan. Ketika makan ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar”___KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yag gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingannya, ia bisa memberiklan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan anaknya. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping aku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan”___KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi kekoperasi untuk membawa aejumlah kotak korek api untuka ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuahan hidup. Dikala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaan menempel kotak korek api. Aku berkata : “Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek”___KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menghampiri ibu yang tegar dan gigih menunggu aku selama beberapa jam. KEtika lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus”___KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkapsebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri .
Keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang berada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasihati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta”___KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku, kakakku, dan abangku semua sudah tamat sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah iwaktunya pension. Tetapi, ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya punya uang”___KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar masterdi sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetepi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku : “Aku tidak terbiasa”___KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang kelihatan sangat tua, menetap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlhat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, aku tidak kesakitan”___KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN
Setelah mengucap kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.
Dari cerita diatas, saya percaya bahwa kalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan “Terima Kasih Ibu”
Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Ditengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah
Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila disamping kita.
Namun apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ayah ibu kita? Cemas apakah sudah makan atau belum? Cemas apakah ayah ibu kita sudah bahagia atau belum? Cemas kita dengan kondisi ayah ibu kita telah berada di alam penentian? Apakah ini benar? Kalau iya, coba kalian renungkan kembali.
Diwaktu kita masih mempumyai kesempatan untuk membalas budi ayah ibu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata MENYESAL” kemudian hari. Minimal mendoakan mereka atau bersedekah untuk mereka
Diposting oleh dEvi di 18.35 0 komentar