BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 24 Mei 2010

Singkong Gerakkan Mobil? Ini Rahasianya

Sumber energi baru kembali ditemukan. Kali ini energi tersebut ada pada tanaman yang mudah tumbuh di mana saja, yaitu singkong. Tak tanggung-tanggung, tanaman ini ternyata memiliki energi yang mampu menggerakkan mobil.

"Singkong bisa diolah menjadi macam-macam, termasuk etanol yang bisa diperbaharui sehingga ramah lingkungan," kata Kepala Bidang Ekonomi Komite Nasional Masyarakat Indonesia (KNMI) Endy Priyatna, Senin (24/5/2010) di Jakarta.

Lalu bagaimana proses memproduksi etanol yang menjadi kandungan dalam bahan bakar kendaraan tersebut? Tahap pertama adalah proses pengupasan dan penggilingan singkong, penyaringan, hingga pengadukan. Kemudian bubur hasil penggilingan tersebut ditambahkan enzim, lalu dimasukkan ke dalam tangki penukar panas.

Setelah itu, masuk ke dalam proses fermentasi menggunakam ragi roti. Terakhir, hasil fermentasi tersebut dimasukkan ke tabung destilasi hingga akhirnya menghasilkan bioetanol. Bioetanol atau yang kemudian dinamakan biopremium inilah yang nantinya menjadi penggerak mesin kendaraan bermotor.

Namun, untuk memudahkan kinerja bahan bakar berbahan singkong ini, kendaraan masih memerlukan alat bantu yang berfungsi sebagai converter. "Kalau tidak pakai converter, harus digas terus kendaraan, dengan pakai converter buatan khusus ini jadi lebih cepat proses pembakaran," ungkap Endy kepada para wartawan.

Converter tersebut diletakkan pada filter bahan bakar sampai ke mesin. "Rencananya converter ini akan dijual dengan harga Rp 120.000," ungkapnya. Endy berujar, penggunaan converter juga dilatarbelakangi belum adanya teknologi yang mendukung pembakaran untuk biopremium ini dalam standar mesin sekarang.

Penggunaan singkong sebagai bahan bakar kendaraan ini merupakan hasil penemuan S Adibrata, yang kemudian dibantu proses produksinya oleh KNMI. Penelitian sudah dilangsungkan selama empat tahun dan telah diuji coba ke 1.200 kendaraan bermotor dengan hasil yang memuaskan.

Sumber : Kompas.com

0 komentar: